mY creation

mY creation
Grafity

Anak Jalanan dan Masalah Sosial

28 Agustus 2012
By : Ansya Diarky
:: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berita tentang anak jalanan seolah-olah tidak ada henti-hentinya. Derita dan penyiksaan yang mereka alami terkadang membuat kita sedih. Mereka harus berjuang ditengah-tengah kota yang kejam untuk mendapatkan sejumlah uang agar mereka bisa bertahan hidup dan tidak kelaparan. Jual rokok, membersihkan bus umum, atau juga penjaja koran, barangkali itu yang dapat mereka lakukan. Keuntungan yang mereka terima tidak seberapa, namun itu harus mereka lakukan agar mereka tetap hidup di kota metropolis ini. Anak jalanan ini biasanya mangkal diterminal atau dipersimpangan-persimpangan jalan.
Namun belakangan ini kita dengar bahwa puluhan anak jalanan berdelegasi ke DPRD tingkat I Sumut karena mereka digusur dari terminal Amplas, Mimbar umum, 17/10/1995. berita ini sungguh mengenaskan karena apa yang mereka lakukan adalah sebenarnya karena factor ekonomi. Keadaan ekonomi yang memaksa mereka harus bekerja, dan pekerjaan yang bisa mereka lakukan untuk seusia mereka adalah sector informal.
Penggusuran terhadapa anak ini akan memperparah keadaan. Akan timbul masalah social yang akan lebih besar. Anak-anak yang akan digusur akan kehilangan mata pencaharian, sedangkan secara ekonomi, mereka harus mencari lapangan usaha yang mampu memenuhi kebutuhannya. Bila lapangan usaha tersebut hilang, maka meraka akan mencari lapangan usaha lain, dan bila ini tidak didapatkan, mereka akan melakukan tindakan apa saja yang penting bagi mereka bisa menghasilkan uang. Dan ini yang menimbulkan dampak social. Sebab apa yang mereka lakukan sudah tidak memperhatikan norma-norma hukum yang berlaku. Bila ini sudah terjadi tentunya aparat keamanan akan semakin disibukkan kembali. Pencopetan, perampokan, penodongan dan tindak criminal lainnya akan menjadi suatu tindak pidana baru yang pelakunya adalah anak-anak di bawah umur.
Anak jalanan: Dilema? Sebenarnya isltilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan keluarganya. Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam istilah kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu ketika dicoba digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka masih memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah hidup dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak yang lari dari orang tuanya.
Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif di beberapa negara, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya maka mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmnai, rohani dan intelektualnya. Hal ini disebabkan antara lain karena jam kerja panjang, beban pekerjaan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Anak jalanan ini pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi system social ekonomi dan masyarakat pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena proses industrialisasi. Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat eksploratif bersama dengan adanya transformasi social ekonomi masyarakat industrialsasi menuju masyarakat yang kapitalistik.
Kaum marjinal ini selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai tentang anak. Anak, dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban, tetapi sekaligus dipandang sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam pandangan orang tua atau keluarga tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan, tetapi dalam kepentingan ekonomi. Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih saying semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.
Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan dianggap sebagai penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan dari latar belakang geografis, social ekonomi anak yang memang datang dari daerah-daerah dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh perkotaan. Namun, mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja berdatangan sejalan dengan pesatnya laju pembangunan?
Ada banyak teori yang bisa menejlaskan kontradiksi-kontradiksi antara pembangunan dan keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub kecil, sehingga lebih jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak. Meskipun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.
Strategi dan penanggulangannya
Kasus-kasus penggusuran , pelarangan, penangkapan, pemukulan yang menimpa anak-anak jalanan juga menjadi bukti bagaimana pembangunan memenangkan struktur formal yang bermodal dan mampu membayar pajak kepada negara, sehingga public space of economy dikuasai dan dimonopoli oleh struktur formal. Selain itu formalisasi juga ditampilkan melalui praktek-praktek yang sama dengan legitimasi nilai bahwa pembangunan hanya akan berjalan akibat kontribusi sector formal. Sementara sector informal, dimana anak-anak jalanan tumbuh dan berkembang, sekali lagi dianggap sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan. Potret pembangunan memang deskriminatif dalam memberlakukan sector informal, baik karena logika ekonomi yang dianut maupun karena legitimasi nilai formal yang melatarinya. Ada banyak perangkat nilai, norma ataupun hokum yang selalu digunakan untuk mencari pembenaran terhadap tindakan itu, Bisa Perda, Program Kebersihan dan ketetiban, peraturan penertiban, atau nilai-nilai social diskriminatif lainnya. Hukum-hukum tersebut tidak mampu dihadapi oleh bocah-bocah kecil yang tidak mempunyai kekuasaan.
Dari urutan di atas dapat dilihat betapa kompleksnya masalah anak jalanan ini sehingga penanggulan anak jalanan ini tidak hanya dapat dilakukan secara efektif bila semua pihak tidak ikut melakukannya seperti pemerintah, LSM, masa media, individu-individu dan organisasi-organisasi keagamaan.
Penanggulangan ini dapat dilakukan dengan pertama: melalui proram aksi langsung. Program ini biasanya ditujukan kepada kelompok sasarannya yaitu para anak jalanan, misalnya saja memberikan pendidikan non-formal, peningkatan pendapatan keluarga, pelayanan kesehata. Tipe pekerjaan ini biasanya yang dilakukan oleh LSM-LSM. Kedua adalah program peningkatan kesadaran masyarakat. Aktivitas program ini untuk menggugah masyarakat untuk mulai tergerak dan peduli terhadap masalah anak jalanan. Kegiatan ini dapat berupa penerbitan bulletin, poster, buku-buku, iklan layanan masyarakat di TV, program pekerja anak di radio dan sebagainya.
Penutup
Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat kompleks yang menjadi masalah kita bersama. Masalah ini tidak dapat ditangani hanya oleh satu pihak saja melainkan harus ditangani bersama-sama oleh berbagai pihak yang perduli permasalahan ini juga dapat diatasi dengan suatu program yang komprehensi dan tidak akan dapat tertangani secara efektif bila dilaksanakan secara persial. Dengan demikian kerja sama antara berbagai pihak, pemerintah, LSM, masa media mutlak diperlukan.
Khusus mengenai aspek hukum yang melindungi anak jalanan yang terpaksa bekerja juga merupakan komponen yang perlu diperhatikan karena masih lemahnya peraturan dan perundang-undangan yang mengatur masalah ini.
Penulis adalah staff litigasi lembaga advokasi anak Indonesia (LAAI) dan mahasiswa FII- USU.
(Sumber: Harian Mimbar Umum, ed. 14 November 1995. Dipublikasikan kembali oleh Media Officer PKPA: Jufri Bulian Ababil)

Belajar..


  • 1.      Orang-orang hebat di bidang apapun bukan beru bekerja, karena mereka ter-inspirasi, namun mereka menjadi ter0inspirasi karena lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (ernest Newman)
  • 2.      Untuk menguasai suatu ilmu tertentu, langkah pertama yang harus kita ketahui adalah mengenali medan keilmuan tersebut, bagaimana hubungannya dengan keilmuan lian, apa saja struktur keilmuannya dan sebagainya.
  • 3.      Kehidupan manusia itu ibarat sepotong permadani, terdiri dari benang-benang yang saling menjalin membentuk suatu pola. Jika yang kita tarik dan kita lihat hanya sehelai saja dari benang-benang itu, maka keseluruhan permadani tersebut tidak hanya rusak, tapi kita juga berarti memberi nilai yang palsu terhadap benang itu (Judge Learned Hand)
  • 4.      Perbedaan dari seseorang yang sukses dengan yang lainnya bukanlah dari kurangnya kekuatan, bukanlah dari kurangnya pengetahuan, tetapi kurangnya keinginan....”
  • 5.      Masalah dalam kehidupan manusia bukanlah mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak melakukan apa yang harus dilakukan.
  • 6.      Semua pencapaian, segala kesuksesan dimulai dari sebuah ide (Anonim)
  • 7.      Mengajar bukan disebabkan oleh faktor “kesejahteraan” melainkan faktor “panggilan hati”.
  • 8.      Dalam menghadapi perubahan! Kembangkan skill-skill baru, persiapkan untuk meninggalkan skill dan kebiasaan kolot.
  • 9.      Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam satu cara yang berbeda (dale carnigie)
  • 1.   Di dunia ini berlaku hukum keseimbangan. Bila sesuatu seimbang, maka ia akan menuju kepadasuatu ketidakseimbangan dan bila sesuatu sudah berada pada kondisi ketidakseimbangan, maka akan menuju kepada keseimbangan yang baru dan demikian seterusnya.
  • 11.   Apabila kamu ingin menemukan samudra-samudra baru, pertama-pertama kamu harus punya keberanian untuk meninggalkan pantai (Winston Curchill)
  • 12.  Ingatlah bahwa peluang untuk melakukan perbuatan –perbuatan yang besar mungkin tidak akan pernah datang, tetapi peluang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik akan datang lagi setiap hari (F.W. Faber)
  • 13.  Hidup anda adalah seperti apa yang diciptakan oleh pikiran (mind set) anda (Marcus Aurelius)
  • 14.  Bila anda membicarakan masalah anda, penyakit anda, luka anda maka berarti anda memberikan tambahan umur pada hal-hal yang membuat anda tidak bhagia (thomas deier)
  • 15.  Kesuksesan merupakan hasil dari kemampuan kita untuk bangkit kembali setelah mengalami masalah (Dr. Paul Stolz)
  • 16.  Penanganan yang bijaksana terhadap permasalahan adalah biarkan masalah itu ada namun fokuslah pada solusinya.
  • 17.  Menyelesaikan masalah tanpa masalah.
  • 18.  Masalah adalah harga dari suatu kemajuan, jangan berikan sesuatu pun padaku kecuali masalah ( Charles Kattering)
  • 19.  Hanya dengan usaha yang terus menerus yang akan menghancurkan penghambat kemajuan dan yang akan menyingkirkan tantangan ( Claude M Bristol)
  • 20.  Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja berdiri kukuh , bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombnag itu (marcus Aurelius)
  • 21.  Kebanyakan orang menyerah pada saat mereka hampir meraih kesuksesan. Mereka menyerah pada garis satu yard sebelum finish. Mereka menyerah pada menit-menit terakhir permainan dimana satu kaki telah menyentuh kesuksesan ( H. Ross Perot)
  • 22.  Baik pengalaman kebethasilan maupun kegagalan pada akhirnya akan menuju kepada satu hal yaitu, keinginan untuk memberbaiki kualitas belajarnya.
  • 23.  Orang akan bisa belajar lebih cepat dengan melakukan sesuatu atau melihat sesuatu yang sudah dilakukan (Gilbert Highet) .

HidupQ Bahagia Jika Slalu didekatmu

cinta itu adalah suatu inspirasi, coba kamu bayangkan jika kamu dengan pacar kamu..